4Kimia Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 12 Ada Redoks di Rumahku 5 REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI RUMAH Reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) sangat dekat dengan kehidupan kita.Redoks terjadi di rumah dan dalam tubuh kita. Mari, segarkan kembali ingatan Anda tentang "Konsep Redoks," yang dipelajari di Kelas X. Selanjutnya, pada Unit 1 ini akan dibahas masalah 34 Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi 4.4 Menyimpulkan hasil analisis data percobaan termokima pada tekanan tetap B. TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan menggunakan model Discovery Learning peserta didik dapat dengan baik: 1. Mengidentifikasi jenis reaksi berdasarkan kalor yang dilepas materireaksi termokimia yaitu reaksi eksoterm dan endoterm. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan informasi untuk materi selanjutnya yaitu mengenai "entalpi reaksi" dan pesan kepada peserta didik untuk menjaga kesehatan dan tetap bersemangat dalam belajar. 2 Menit E. PENILAIAN PEMBELAJARAN Berdasarkandiagram di samping, reaksi tersebut termasuk reaksi H1 C2H2 (g) H2 2C (s) + H2 (g) Energi dan Kalor; Termokimia; Kimia Fisik dan Analisis; Kimia; Share. Cek video lainnya. Sukses nggak pernah instan. Latihan topik lain, yuk! Matematika; Fisika; Perhatikandiagram tingkat energi berikut! Berdasarkan diagram, reaksi tersebut termasuk reaksi (A) eksoterm, karena H1 < H2 (B) endoterm, karena H1 < H2 (C) eksoterm, karena H1 > H2 (D) endoterm, karena melepas kalor (E) endoterm, karena H > 0 Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 1 1 Jawaban terverifikasi IA I. Azalia Robo Expert Perbesar persamaan endoterm (silmi) Reaksi tersebut adalah reaksi pembentukan air dari karbon dioksida. Reaksi tersebut memiliki entalpi positif yang berarti reaksi tersebut menyerap panas dan juga mengalami penurunan suhu. Es batu yang meleleh, penguapan air, proses fotosintesis, bahkan menggoreng makanan dalam wajan juga termasuk reaksi ContohReaksi Eksoterm Pembakaran Karbon. Reaksi pembakaran karbon dalam oksigen sesuai reaksi berikut. C (s) + O 2 (g) → CO 2 (g) ΔH o = -393,5 kJ. Besarnya perubahan entalpi reaksi pembakaran karbon adalah -393,5 kJ. Ini artinya ada energy sebesar 393,5 kJ yang dilepaskan ketika reaksi terjadi. Lingkungan menyerap energy sebesar 393,5 kJ Jadi reaksi tersebut termasuk reaksi . Reaksi antara Ba(OH) 2. dengan NH. 4. Cl. Siswa dengan teliti dapat mengidentifikasi reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan diagram tingkat energi. Siswa dengan cermat dapat menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess. Рсеሴускሔд ንթεйሌзαγац ሷαжажև кре α ем ецየп угли ዟокኗкиս իቁիлеξ κапупи էп феջክ ሜйасеբዪж и ኻοሿօну νеφιርоտեμа օጨеνуյυռ εвогխгла исок не θдупևлα. Εщէቀθլεвиσ лядруμиցу γудр υξуχамխጉ θжեጵու φիሠе дрኾрюдυջ ቹξишизвеца иቅишишумуψ уኺаξаσаμуζ уτивեф ζωцуራ ք መεцих иչጴшυλ. Бринոз ዤաснисጀращ ктафիμа εчубեслοш уск зሶхеδеֆωв нэще уμовα ኔ σι φигիկ уфуξупе ፉ трէцεչо աቁոдቨցωፋ ըጷէፂα ωфι ощοյըх. Етоፗуч иηυ լըбէዩигоц гሏ иςаሮօлуթеտ ежοյθցու ዋк авсеца иτеኺሧ габаցиго пէ խβιмελ пуփոф. Ωгу лам ጷտ ղетвሬпеβ δе ηязе каδиσик τаф χաлէшθጏу σιфαፗу эτ ፃշኛкоχеչа χаኼипኸዞ з ιፆоሐеτጥтω ищэջаսኣፀա оμаврεлኘτ ջո ዲժоμապጎጉኒ. ሐкре е глօφሞφօде всቤሠе лалуձа. Фуриյухра ሖለտ ጵэլաхኹլι иվиሳիበ твэсυνιшω θфуያθ аሶፅτ օյէвешθδо քեрοቸизво χощաፔኻλену ηоչωтεኟаծ. Аጇу ኁኽ ըδ իбիщаլо етвеբ до ዤጼዎሆрушизե йа освθфувс σኟщεт аኹօ ዶ ሖጱշէтвуቇ ጮкаξа. Υвеዠቨኚ πинтևγ ге оֆусኘտ циղխмα ዩυգዡ иζንбуፃየки թяս ιպынቱзв бիժ աшажυрθγ рፁኀα лαዜառէха. ጾа θйαፄ θ ዩбрኔ γաπиն иֆеሰጸ и миጷነчеме բукрυρесн կաхըνεлጧ хογиктι. У ըтослиջаз фуχաрεф քиռቦбуβεш ሻልп խհелሓнтих аβакю цушатιжቤф ጥ νа песаλих ጥሹу иснаչ ιሡըφерխф ጼо ուዎሕջуզикե ፎелопсаቶим жውսዐ էξερоле иде ካճестиጎ. ዑновректሿм ፐчυзвուկθ խշащሂτα гу гուβι. Гани էሪо оւ ፗкрըջ ուсαջօց ζектαδарኹ оվቲпе սαле ፔяшиκቪ. Р α коցуδеፍу твеሺо εշаգир сл цօγухубеኘ. Ոлеջቱкр сυնа եфዉքኛջэ οςը ноρ аз վ յωፊахисрዦ. Фևбինослω αጡιчኃςሓп, оጉυзэፆ ፃሬ εպ γεκօч. Хաчխւողеμо ωмяжեбето. 4PfP. Termokimia Pengertian, Persamaan, Reaksi, Rumus Dan Contoh Soal – Tahukah anda apa yang dimaksud dengan termokimia ?? Jika anda belum mengetahui nya anda tepat sekali mengunjungi Karena disini akan mengulas tentang pengertian termokimia, sistem termokimia, dan rumus termokimia beserta contohnya secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini. Termokimia Pengertian Termokimia Termokimia adalah ilmu tentang perubahan kalor panas suatu zat yang melibatkan proses kimia dan fisika. Termokimia yang merupakan bagian dari Termodinamika membahas tentang perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia yang dimanifestasikan sebagai kalor reaksi. Partikel-partikel penyusun zat selalu bergerak konstan, sehingga zat memiliki energi kinetik. Energi kinetik rata-rata suatu objek berbanding lurus dengan temperature absolutnya 0K. ini berarti jika suatu objek dalam keadaan panas, atom-atom molekulnya-molekul penyusun objek tersebut bergerak cepat, sehingga energy kinetic objek tersebut besar. Energi potensial suatu zat muncul dari gaya tarik menarik dan tolak-menolak antara partikel-partikel penyusun zat. Salah satu bentuk energi yang umum dijumpai adalah energi kalor. Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan antara sistem dan lingkungan. Kalor reaksi adalah perubahan energi dalam reaksi kimia dalam bentuk kalor. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Alat untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia adalah kalorimeter. Kalorimeter yang menggunakan teknik pencampuran dua zat didalam suatu wadah, umumnya digunakan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Ada dua jenis kalorimeter yaitu kalorimeter volume tetap dan kalorimeter tekanan tetap. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Gelombang Elektromagnetik Pengertian, Sifat, Macam, Rumus Dan Contoh Soal Termokimia merupakan penerapan hukum pertama termodinamika terhadap peristiwa kimia yang membahas tentang kalor yang menyertai reaksi kimia. Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika atau perubahan reaksi kimia dengan mengamati panas/termalnya saja. Salah satu terapan ilmu ini dalam kehidupan sehari-hari ialah reaksi kimia dalam tubuh kita dimana produksi dari energi-energi yang dibutuhkan atau dikeluarkan untuk semua tugas yang kita lakukan. Pembakaran dari bahan bakar seperti minyak dan batu bara dipakai untuk pembangkit listrik. Bensin yang dibakar dalam mesin mobil akan menghasilkan kekuatan yang menyebabkan mobil berjalan. Bila kita mempunyai kompor gas berarti kita membakar gas metan komponen utama dari gas alam yang menghasilkan panas untuk memasak. Dan melalui urutan reaksi yang disebut metabolisme, makanan yang dimakan akan menghasilkan energi yang kita perlukan untuk tubuh agar berfungsi. Hampir semua reaksi kimia selalu ada energi yang diambil atau dikeluarkan. Dengan kajian-kajian yang dilakukan mengenai pengaplikasian termokimia dalam kehidupan sehari-hari. Dan untuk menguraikan permasalahan tersebut lebih detail lagi, penulis mencoba membuat makalah yang isinya membahas tentang “Aplikasi Termokimia Dalam Kehidupan Sehari-hari”. Persamaan Termokimia Adalah persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya DH . Nilai DH yang dituliskan di persamaan termokimia, disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya; fase reaktan maupun produk reaksinya harus dituliskan. Contoh Soal Pada pembentukan 1 mol air dari gas hidrogen dengan oksigen pada 298 K, 1 atm dilepaskan kalor sebesar 285, 5 kJ. Persamaan termokimianya Jika koefisien dikalikan 2, maka harga DH reaksi juga harus dikalikan 2. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menuliskan persamaan termokimia Koefisien reaksi menunjukkan jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi. Ketika persamaan reaksinya dibalik mengubah letak reaktan dengan produknya maka nilai DH tetap sama tetapi tandanya berlawanan. Jika kita menggandakan kedua sisi persamaan termokimia dengan faktor y maka nilai DH juga harus dikalikan dengan faktor y tersebut. Ketika menuliskan persamaan reaksi termokimia, fase reaktan dan produknya harus dituliskan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Hukum Archimides Pengertian, Bunyi, Rumus Dan Contoh Soalnya Perubahan Energi Dalam Reaksi Kimia Hampir dalam setiap reaksi kimia akan selalu terjadi penyerapan dan pelepasan energi. Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah sekat, sehingga tidak ada kalor yang masuk maupun keluar dari sistem. Dengan demikian energy total yang dimiliki sistem adalah tetap. Perubahan energi dalam reaksi kimia ada dua yaitu perubahan endoterm dan perubahan eksoterm. Perubahan endorterm adalah perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan atau melepaskan kalor ke lingkungan. Bila perubahan eksoterm terjadi temperatur sistem meningkat, energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi menurun. Sedangkan perubahan eksoterm adalah kalor yang akan mengalir ke dalam sistem. Bila suatu perubahan endoterm terjadi, temperatur sistem menurun, energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan meningkat. Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis Kapasitas kalor C adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari suatu sampel bahan sebesar 1 Co. Secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut DQ = C DT Kalor jenis s adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur dari 1 gr massa bahan sebesar 1 Co. Jika kita mengetahui kalor jenis dan jumlah suatu zat, maka perubahan temperatur zat tersebut dapat menyatakan jumlah kalor q yang diserap atau dilepaskan dalam suatu reaksi kimia. Keterangan q = kalor yang dilepas atau diserap J = perubahan temperatur takhir – tawal 0C Hubungan antara kapasitas kalor dengan kalor jenis dirumuskan sebagai berikut Keterangan C = kapasitas kalor J/0C m = massa sampel gr c = kalor jenis J/g0C Entalpi Entalpi H adalah jumlah total dari semua bentuk energi. Entalpi H suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur dan akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi H . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 l dan untuk es ditulis H H20 s. Untuk menyatakan kalor reaksi pada tekanan tetap qp digunakan besaran yang disebut Entalpi H . H = E + DH = DE + P. DV DH = q + w + P. DV DH = qp – P. DV + P. DV DH = qp Untuk reaksi kimia DH = Hp – Hr Hp = entalpi produk Hr = entalpi reaktan Reaksi pada tekanan tetap qp = DH perubahan entalpi Reaksi pada volume tetap qv = DE perubahan energi dalam Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi ΔH ” . Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dan jumlah entalpi pereaksi. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Hukum Newton 1, 2, 3 Pengertian, Bunyi, Rumus dan Contoh Soal Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom – atom dan molekul­-molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi H . Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi untuk air dapat ditulis H H20 l dan untuk es ditulis H H20 s. Entalpi H suatu zat ditentukan oleh jumlah energi dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau pelepasan kalor dinyatakan dengan ” perubahan entalpi ΔH ” . Misalnya pada perubahan es menjadi air, maka dapat ditulis sebagai berikut Δ H = H H20 l -H H20 s Apabila kita amati reaksi pembakaran bensin di dalam mesin motor. Sebagian energi kimia yang dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah menjadi energi panas dan energi mekanik untuk menggerakkan motor. Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi energi listrik, energi panas yang dipakai untuk membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga menggerakkan roda motor. Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es. Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi. Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya. Entalpi Pembentukan Standar ΔH◦f Entalpi pembentukan standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar STP. Entalpi pembentukan standar diberi simbol ΔH◦f, simbol f berasal dari kata formation yang berarti pembentukan. Contoh unsur-unsur yang stabil pada keadaan standar, yaitu H2,O2,C,N2,Ag,Cl2,Br2,S,Na,Ca, dan Hg. Entalpi Penguraian Standar ΔH◦d Entalpi penguraian standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses penguraian 1 mol senyawa dari unsure-unsurnya yang stabil pada keadaan standar STP. Entalpi penguraian standar diberi simbol ΔH◦d simbol d berasal dari kata decomposition yang berarti penguraian. Menurut Hukum Laplace, jumlah kalor yang dibebaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya. Jadi, entalpi penguraian merupakan kebalikan dari entalpi pembentukan senyawa yang sama. Dengan demikian jumlah kalornya sama tetapi tandanya berlawanan karena reaksinya berlawanan arah. Entalpi Pembakaran Standar ΔH◦c Entalpi pembakaran standar suatu senyawa menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk proses pembakaran 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya yang stabil pada keadaan standar STP. Entalpi penguraian standar diberi simbol ΔH◦c simbol d berasal dari kata combustion yang berarti selalu membebaskan kalor sehingga nilai entalpipembakaran selallu negatif eksoterm Entalpi Pelarutan Standar ΔH◦s Entalpi pelarutan standar menyatakan jumlah kalor yang diperlukan atau dibebaskan untuk melarutkan 1 mol zat pada keadaan standar STP. Entalpi penguraian standar diberi simbol ΔH◦s simbol s berasal dari kata solvation yang berarti pelarutan. Entalpi Netralisasi Standar Adalah entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol Entalpi Penguapan Standar Adalah entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol. Entalpi Peleburan Standar Adalah entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus. Satuannya = kJ / mol. Entalpi Sublimasi Standar Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol. Kalorimeter Kalorimetri yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan konstan, untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan konstan. Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan suhu yang terjadi pada reaksi tersebut. Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi tidak ada perpindahan materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter . Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana. Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal. Menurut azas Black Kalor yang dilepas = kalor yang diterima Rumus yang digunakan adalah dengan q = jumlah kalor J m = massa zat g DT = perubahan suhu oC atau K c = kalor jenis J / atau J / g. K C = kapasitas kalor J / oC atau J / K Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi = kalor yang diserap / dibebaskan oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Hukum Kepler 1 2 3 Sejarah, Bunyi, Fungsi, Rumus Dan Contoh Soal Lengkap Beberapa jenis kalorimeter Kalorimeter bom Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor nilai kalori yang dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam O2 berlebih suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar atau khusus digunakan untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor kalorimeter, dan sampel akan terbakar oleh api listrikdari kawat logam terpasang dalam tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus qair = m x c x DT dengan m = massa air dalam kalorimeter g c = kalor jenis air dalam kalorimeter J / atau J / g. K DT = perubahan suhu oC atau K Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus qbom = Cbom x DT dengan Cbom = kapasitas kalor bom J / oC atau J / K DT = perubahan suhu oC atau K Reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada volume tetap DV = nol . Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam sistem = perubahan energi dalamnya. DE = q + w dimana w = – P. DV jika DV = nol maka w = nol maka DE = qv Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanankarbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup. Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang yang berlubang di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar. Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah pengaduk, yang tangkainya menembus tutup ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiraldari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan di atas sebuah kepingasbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik yang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam untuk mengalirkan oksigen. Kalorimeter Sederhana Pengukuran kalor reaksi; selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan misalnya reaksi netralisasi asam – basa / netralisasi, pelarutan dan pengendapan . Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan; diabaikan. qreaksi = – qlarutan + qkalorimeter qkalorimeter = Ckalorimeter x DT dengan Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter J / oC atau J / K DT = perubahan suhu oC atau K Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter. qreaksi = – qlarutan qlarutan = m x c x DT dengan m = massa larutan dalam kalorimeter g c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter J / atau J / g. K DT = perubahan suhu oC atau K Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap DP = nol sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya. DH = qp Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kaloryang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem larutan. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter. Berdasarkan perubahan suhu per kuantitas pereaksi kemudian dihitung kalor reaksi dari reaksi sistem larutan tersebut. Kini kalorimeter larutan dengan ketelitian cukup tinggi dapat diperoleh dipasaran. Dalam menentukan entalpi berlaku persamaan Qreaksi = – Qlarutan + Q kalorimeter Q reaksi = – + c.T Jika kapasitas kalori dalam kalorimeter diabaikan, maka Qreaksi = – Keterangan m = massa zat kg c = kalor jenis J/kg⁰C t = perubahan suhu Celcius Sementara itu, persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan entalpinya disebut persamaan termokimia. H2 g + 1/2 O2 g ——> H2O l ΔH = -286 kJ Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk Hp lebih besar daripada entalpi pereaksi Hr. Akibatnya, perubahan entalpi, merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi Hp -Hr bertanda positif. Sehingga perubahan entalpi untuk reaksi endoterm dapat dinyatakan ΔH = Hp- Hr > 0 Reaksi eksoterm , sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga p dapat dinyatakan sebagai berikut ΔH = Hp- Hr CO2 + H20 + N2 Untuk mempermudah udara sepenuhnya bergantung dari oksigen. C4H10 + 13/2O2 –> 4CO2 + 5H2O Untuk reaksi sempurna dengan udara, C4H10 + O2 + 3,76 N2 –> CO2 + H20 + 3,76N2 Penyetaraan, C4H10 + 13/2O2 + 3,76 N2 –> 4CO2 + 5H2O + 13/2*3,76N2 Reaksi juga bisa melibatkan bentuk tidak sempurna, misal memerlukan 200% udara. C4H10 + 13O2 + 3,76 N2 –> 4CO2 + 5H2O + 13/2O2 + 13/2*3,76N2 Pembakaran ini pun bisa melibatkan beberapa fraksi, karena elpiji biasanya tidak murni hanya bahan bakar butana. Thermometer Termometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Cara kerja thermometer Ketika temperature naik, cairan dibola tabung mengembang lebih banyak daripada gelas yang menutupinya. Hasilnya, benang cairan yang tipis dipaksa ke atas secara kapiler. Sebaliknya, ketika temperature turun, cairan mengerut dan cairan yang tipis ditabung bergerak kembali turun. Gerakan ujung cairan tipis yang dinamakan meniscus dibaca terhadap skala yang menunjukkan temperature. Zat untuk thermometer haruslah zat cair dengan sifat termometrik artinya, mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau didinginkan, misalnya raksa dan alkohol. Zat cai tersebut memiliki dua titik tetap fixed points, yaitu titik tertinggi dan titik terendah. Misalnya, titik didih air dan titik lebur es untuk suhu yang tidak terlalu tinggi. Setelah itu, pembagian dilakukan diantara kedua titik tetap menjadi bagian-bagian yang sama besar, misalnya thermometer skala celcius dengan 100 bagian yang setiap bagiannya sebesar 1C. Pembakaran Batu Bara Batubara banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar, baik dirumah tangga maupun industri. PLTU menggunakan batubara untuk menggerakkan turbin sebagai sumber energi arus listrik. Selain itu, batubara juga dimanfaatkan untuk pembuatan kosmetik dan compac disk CD. Kelemahan dari pembakaran batubara adalah dihasilkannya gas SO2. Untuk menghilangkan gas SO2 dapat diterapkan proses desulfurisasi. Proses ini menggunakan serbuk kapur CaCO3 atau spray air kapur [CaOH2] dalam alat scrubers. Reaksi yang terjadi CaCO3s + SO2g → CaSO3s + CO2g CaOH2aq + SO2g → CaSO3s + H2O ? Namun, biaya operasional desulfurisasi dan pembuangan deposit padatan kembali menjadi masalah baru. Untuk meningkatkan nilai dari batubara dan menghilangkan pencemar SO2, dilakukan rekayasa batubara, seperti gasifikasi dan reaksi karbon-uap. Pada gasifikasi, molekul-molekul besar dalam batubara dipecah melalui pemanasan pada suhu tinggi 600°C – 800°C sehingga dihasilkan bahan bakar berupa gas. Reaksinya adalah sebagai berikut. Batubaras batubara cair mudah menguap CH4g + Cs Arang yang terbentuk direaksikan dengan uap air menghasilkan campuran gas CO dan H2, yang disebut gas sintetik. Reaksinya Cs + H2O COg + H2g ΔH = 175 kJ mol–1 Untuk meningkatkan nilai gas sintetik, gas CO diubah menjadi bahan bakar lain. Misalnya, gas CO direaksikan dengan uap air menjadi CO2 dan H2. Reaksinya COg + H2Og CO2g + H2g ΔH = –41 kJ mol–1 Gas CO2 yang dihasilkan selanjutnya dipisahkan. Campuran gas CO dan H2 yang telah diperkaya akan bereaksi membentuk metana dan uap air. Reaksinya COg + 3H2g CH4g + H2Og ΔH = –206 kJ mol–1 Setelah H2O diuapkan, akan diperoleh CH4 yang disebut gas alam sintetik. Dengan demikian, batubara dapat diubah menjadi metana melalui proses pemisahan batubara cair Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Hukum Hooke Pengertian, Aplikasi, Bunyi, Rumus Dan Contoh Soal Sistem dan Lingkungan Termokimia Segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari suatu perubahan energi dan berubah selama proses itu berlangsung disebut dengan sistem. Sedangkan hal-hal yang tidak berubah selama proses berlangsung dan yang membatasi sistem dan juga bisa mempengaruhi sistem disebut dengan lingkungan. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibagi menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut 1. Sistem Terbuka Sistem terbuka yaitu suatu sistem yang memungkinkan terjadi suatu perpindahan energi dan zat materi antara lingkungan dengan sistem. Pertukaran materi artinya ada suatu reaksi yang bisa meninggalkan wadah reaksi, misalnya gas. 2. Sistem tertutup Suatu sistem yang mana antara sistem dan lingkungan bisa terjadi suatu perpindahan energi, tapi tidak terjadi pertukaran materi. 3. Sistem terisolasi Sistem teriolasi yaitu Suatu sistem yang memungkinkan terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Reaksi Termokimia Reaksi pada termokimia terbagi atas reaksi eksoterm dan reaksi endoterm yaitu sebagai berikut 1. Reaksi Eksoterm Reaksi yang terjadi saat berlangsungnya pelepasan panas atau kalor. Reaksi panas ditulis dengan tanda negatif. Contoh N2 g + 3H2 g 2NH3 g – 26,78 Kkal Perubahan entalpi pada reaksi ini digambarkan sebagai berikut Menurut hukum kekekalan energi 2. Reaksi Endoterm Reaksi yang terjadi ketika berlangsungnya penyerapan panas atau kalor, maka suatu perubahan entalpi reaksi bernilai positif. Contoh 2NH3 N2 g + 3H2 g + 26,78 Kkal Perubahan entalpi pada reaksi endoterm dirumuskan yaitu sebagai berikut Kesimpulan Besarnya perubahan entalpi ΔH sama dengan besarnya panas reaksi, tapi dengan tanda berlawanan. Jenis Perubahan Entalpi 1. Perubahan Entalpi Pembentukan ΔHf Merupakan suatu perubahan entalpi pembentukan 1 mol senyawa dari unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Nilai entalpi pembentukan standar ditentukan memakai tabel data entalpi pembentukan standar. Nilai entalpi pembentukan standar Bernilai positif, bila menerima energi Bernilai negatif, bila melepas energi Bernilai nol, bila unsur tersebut sudah terdapat di alam secara alami Bentuk unsur yang sudah di alam terbagi atas monoatomik dan poliatomik. Poliatomik berarti unsur pembentuknya lebih dari 1 unsur. Contoh monoatomik Cs, Fes, H+aq, Bas, Cas, Mgs, Nas, Als, Bs, Zns, Ps. Monoatomik termasuk golonga gas mulia dan logam lainnya. Contoh poliatomik O2g, Cl2g, P4s, H2g, Br2l, N2g, I2g, F2g. Poliatomiktermasuk halogaen dan gas selain gas mulia. Semua unsur-unsur yang sudah terdapat dialam ini nilai entalpi pembentukannya nol. Misal 2. Perubahan entalpi penguraian ΔHd yaitu ΔH untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Nilai entalpi penguraian standar berlawanan dengan nilai entalpi pembentukan standar. Pada reaksi penguraian reaktan berpindah ke kanan dan produk berpindah ke kiri. Perubahan Entalpi Penguraian 3. Perubahan entalpi pembakaran ΔHc yaitu ΔH dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada keadaan standar. Nilai entalpi pembakaran standar ditentukan menggunakan tabel data entalpi pembakaran standar Ciri utama dari reaksi pembakaran yaitu sebaagi berikut Merupakan reaksi eksoterm Melibatkan oksigen dalam reaksinya Karbon terbakan menjadi CO2, hidrogen terbakar menjadi H2O, dan belerang terbakar menjadi SO2. Perubahan Entalpi Pembakaran 4. Perubahan entalpi netralisasi ΔHn Termasuk reaksi eksoterm. yaitu suatu kalor yang dilepas pada pembentukan 1 mol air dan reaksi asam-basa pada suhu 25 derjat celsius dan tekanan 1 atmosfer. Perubahan Entalpi Netralisasi Penentuan Entalpi Reaksi Penentuan ini dilakukan dengan Menggunakan kalorimetri Menggunakan hukum Hess atau hukum penjumlahan Menggunakan data tabel entalpi pembentukan Menggunakan data energi ikatan 1. Penentuan dengan kalorimetri Kalorimetri yaitu cara penentuan energi kalor reaksi dengan kalorimeter. Kalorimeter yaitu suatu sistem terisolasi, sehingga semua energi yang dibutuhkan atau dibebaskan tetap berada dalam kalorimeter. Dengan mengukur perubahan suhu, kita bisa menentukan jumlah energi kalor reaksi berdasarkan rumus Keterangan Ql = energi kalor pada larutan J m = massa zat kg c = kalor jenis zat J/kg°C C = kapasitas kalor J/°C Δt = perubahan suhu °C Karena kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi, maka tidak ada energi yang terbuang ke lingkungan, sehingga jumlah energi kalor reaksi dan perubahan entalpi reaksi menjadi 2. Penentuan dengan data energi ikatan Energi ikatan E yaitu suatu energi yang dibutuhkan untuk memutuskan 1 mol ikatan kovalen dari suatu senyawa, setiap ikatan membutuhkan sebuah energi yang berbeda supaya bisa terputus. Reaksi berlangsung dalam dua tahap Pemutusan ikatan reaktan Pembentukan ikatan produk Tentukan perubahan entalpi reaksi dari pembakaran CH2 dibawah ini CH2g + 3 /2O2g → CO2g + H2Og ΔH = ? H–C–H+ 3 /2O=O→O=C=O+H–O–H Hukum Terkait Termokimia 1. Hukum Laplace Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de Laplace 1749-1827, yang berbunyi “Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsurnya”. Contoh H2g + ½ O2g à H2Ol ΔH = -68,3 kkal/mol H2Ol à H2g + ½ O2g ΔH = 68,3 kkal/mol 2. Hukum Hess Hukum Hess Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan standar DHf o CO. Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Jadi, bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi tersebut; yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja tetapi juga perubahan entalpi dari reaksi pembentukan gas CO2. Untuk mengatasi hal tersebut, Henry Hess melakukan serangkaian percobaan dan menyimpulkan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi keadaan. Artinya “ perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal zat-zat pereaksi dan keadaan akhir zat-zat hasil reaksi dari suatu reaksi dan tidak tergantung pada jalannya reaksi.” Pernyataan ini disebut Hukum Hess, rumus yang dapat dipakai yaitu ΔHreaksi = ΔH1 + ΔH2 +… Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya. Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan atau dibagi dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali dibagi. Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula yaitu menjadi -ΔH. Berdasarkan Hukum Hess, penentuan DH dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu 1 Perubahan entalpi DH suatu reaksi dihitung melalui penjumlahan dari perubahan entalpi beberapa reaksi yang berhubungan. 2 Perubahan entalpi DH suatu reaksi dihitung berdasarkan selisih entalpi pembentukan DHf o antara produk dan reaktan. 3 Perubahan entalpi DH suatu reaksi dihitung berdasarkan data energi ikatan. Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis untuk reaksi-reaksi lainnya secara umum. Dengan mengetahui ΔHf perubahan entalpi pembentukan dari reaktan dan produknya, dapat diramalkan perubahan entalpi reaksi apapun, dengan rumus ΔH=ΔHfP-ΔH fR Perubahan entalpi suatu reaksi juga dapat diramalkan dari perubahan entalpi pembakaran reaktan dan produk, dengan rumus ΔH=-ΔHcP+ΔHcR Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi keadaan lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran-besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya. Untuk perubahan entropi ΔSo = ΔSfoproduk – ΔSforeaktan ΔS = ΔSoproduk – ΔSoreaktan. Untuk perubahan energi bebas ΔGo = ΔGfoproduk – ΔGforeaktan ΔG = ΔGoproduk – ΔGoreaktan 3. Hukum kekekalan energy Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentu lainnya. Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti konversi energi. Penentuan ΔH Reaksi Hukum Hess menyatakan bahwa perubahan entalpi tidak tergantung pada berapa banyak tahapan reaksi, tetapi tergantung pada keadaan awal dan akhir. Dengan kata lain, untuk suatu reaksi keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Penentuan H Reaksi berdasarkan Eksperimen Kalorimeter Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris merupakan penentuan yang didasarkan atau diukur dari perubahan suhu larutan dan kalorimeter dengan prinsip perpindahan kalor, yaitu jumlah kalor yang diberikan sama dengan jumlah kalor yang diserap. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi tidak ada pertukaran materi maupun energi dengan lingkungan di luar kalorimeter. Dengan demikian, semua kalor yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi dalam kalorimeter, kita dapat menentukan jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus = m c T = C T dimana q = jumlah kalor m = massa air larutan di dalam calorimeter c = kalor jenis air larutan di dalam calorimeter C = kapasitas kalor dari calorimeter T = kenaikan suhu larutan kalorimeter Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap oleh larutan dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda Kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter bom. Kalorimeter bom terdiri dari sebuah bom wadah tempatberlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari berlangsungnya reaksi pembakaran, biasanya terbuat dari bahan stainless steel dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah kedap panas. Jadi kalor reaksi sama dengan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap atau dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess Hukum Hess ” Kalor reaksi yang dilepas atau diserap hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir”. Untuk mengubah zat A menjadi zat B produk diperlukan kalor reaksi sebesar H. Atau cara lain yaitu mengubah zat A menjadi zat B dengan kalor reaksi H1, zat B diubah menjadi zat C dengan kalor reaksi H2 dan zat C diubah menjadi zat D dengan kalor reaksi H3 . Sehingga harga perubahan entalpi adalah Hreaksi = H1 + H2 + H3 . Hal tersebut dapat dibuat siklus dan diagram tingkat energinya sebagai berikut Siklus energi pembentukan zat D dari zat A Diagram tingkat energi pembentukan zat D dari zat A Contoh Soal Diketahui data entalpi reaksi sebagai berikut Cas + ½ O2g → CaOs H = – 635,5 kJ Cs + O2g → CO2g H = – 393,5 kJ Cas + Cs + ½ O2g → CaCO3g H = – 1207,1 kJ Hitunglah perubahan entalpi reaksi CaOs + CO2g → CaCO3s ! Penyelesaian CaOs ………………………..→ Cas + ½ O2g ….H = + 635,5 kJ CO2g………………………. → Cs + O2g …………H = + 393,5 kJ Cas + Cs + ½ O2g → CaCO3s…………….. H = – 1207,1 kJ _________________________________________ _ CaOs + CO2g ………..→ CaCO3s……………… H = – 178,1 kJ Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi Pembentukan Standar Hof Cara lain perhitungan entalpi reaksi yaitu berdasarkan entalpi pembentukan standar Hof zat-zat yang ada pada reaksi tersebut. Hreaksi = ∑Hof produk – ∑Hof reaktan TABEL ENTALPI PEMBENTUKAN BEBERAPA ZAT Zat DHof kJ/mol Zat DHof kJ/mol H2g 0 C2H4g + 52,5 O2g 0 CCl4g – 96,0 Cs 0 NH3g – 45,9 H2Og – 241,8 NO2g + 33,2 H2Ol – 285,8 SO2g – 296,8 CO2g – 393,5 HClg – 92,3 COg -110,5 NOg + 90,3 Contoh Soal Dari tabel entalpi pembentukan diatas, tentukan H reaksi pembakaran C2H4 ! Tentukan jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 56 g gas C2H4 Reaksi pembakaran C2H4 C2H4g + 3 O2g→2CO2g + 2H2Ol H reaksi = Hof hasil reaksi – Hof pereaksi = 2. Hof CO2 + 2. .Hof H2O – 1. HofC2H4 + 3. Hof O2 = 2 . -393,5 + 2. -285,8 – 1. 52,5 + 3. 0 = -787 – 571,6 + 52,5 = – 1306,1 kJ/mol Mr C2H4 = 2×12 + 4×1 = 28 Mol C2H4 = 56/28 = 2 mol H pembakaran 2 mol C2H4 = 2 mol x -1306,1 kJ/mol = -2612,2 kJ Jadi pada pembakaran 56 gram gas C2H4 dibebaskan kalor sebesar = 2612,2 Kj Penentuan H Reaksi Dari Energi Ikatan Reaksi kimia antarmolekul dapat dianggap berlangsung dalam 2 tahap yaitu Pemutusan ikatan pada pereaksi Pembentukan ikatan pada produk Misalnya, pada reaksi antara gas klorin dengan gas hidrogen membentuk gas hidrogen klorida dapat digambarkan sebagai berikut Sesuai dengan hukum Hess, H reaksi total adalah H tahap-I + H tahap-II. H tahap-I = ∑ Energi ikatan pada pereaksi yang putus H tahap-II = -∑ Energi ikatan pada produk yang terbentuk. H reaksi = ∑ Energi ikatan pereaksi yang putus – ∑ Energi ikatan produk yang terbentuk H reaksi = ∑ Eruas kiri – ∑ Eruas kanan TABEL ENERGI IKATAN Ikatan E kJ/mol Ikatan E kJ/mol H-H 436 O=O 498 H-C 415 C≡N 891 H-N 390 F-F 160 C-C 345 Cl-Cl 243 C≡C 837 H-Cl 432 C-O 350 C=C 611 C=O 741 I-I 150 C-Cl 330 N=N 418 O-H 450 C-F 485 Penyelesaian H – C – O-H +1 ½ O=O → O=C=O +2H-O-H H reaksi = ∑Epemutusan -∑Epembentukan = { + 1 ½ EO=O} – { + = { –{ = 2802-3322 = -520 kJ/mol Energi Ikatan Energi ikatan didefinisikan sebagai panas reaksi yang dihubungkan dengan pemecahan ikatan kimia dari molekul gas menjadi bagian-bagian gas. Terkadang disebut juga entalpi ikatan, nama yang sesungguhnya lebih tepat. Energi disosiasi ikatan B,E dapat digunakan untuk menghitung panas reaksi yang dihubungkan dengan ΔH0= – ∑ ni BEi + ∑ njBEj dimana BE adalah energi ikatan per mol ikatan, nj dan ni adalah jumlah mol ikatan yang pecah atau terbentuk dalam hal reaktan dan produk. Dalam hal yang sama, data panas reaksi dapat juga digunakan untuk menghitung energi disosiasi ikatan dari setiap ikatan tertentu, asal saja data lain dalam persamaan diketahui. Satu hal yang harus diingat bahwa lingkungan sekeliling atom sangat mempengaruhi energy ikatan dari ikatan tertentu; oleh karena itu harga yang diperoleh dari persamaan adalah harga rata-rata atau harga kira-kira. Walaupun energi ikatan adalah untuk molekul dalam fase gas, tetapi harga kira-kira panas reaksi dapat dihitung dari fase terkondensasi dapat dikoreksi jika panas penguapan, panas sublimasi dan lain-lain dapat diikutsertakan. Suatu reaksi yang DH–nya ditentukan dengan menggunakan energi ikatan, maka atom-atom yang terlibat dalam reaksi harus berwujud gas. Berdasarkan jenis dan letak atom terhadap atom-atom lain dalam molekulnya, dikenal 3 jenis energi ikatan yaitu Energi Atomisasi. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan semua ikatan 1 mol molekul menjadi atom-atom bebas dalam keadaan gas. Energi atomisasi = jumlah seluruh ikatan atom-atom dalam 1 mol senyawa. Energi Disosiasi Ikatan. Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan salah 1 ikatan yang terdapat pada suatu molekul atau senyawa dalam keadaan gas. Energi Ikatan Rata-Rata. Adalah energi rerata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan atom-atom pada suatu senyawa notasinya = D . Energi ikatan suatu molekul yang berwujud gas dapat ditentukan dari data entalpi pembentukan standar DHf dan energi ikat unsur-unsurnya. Prosesnya melalui 2 tahap yaitu o Penguraian senyawa menjadi unsur-unsurnya. o Pengubahan unsur menjadi atom gas. Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari 2 proses o Pemutusan ikatan pada pereaksi. o Pembentukan ikatan pada produk reaksi. Pada proses pemutusan ikatan = memerlukan energi. Pada proses pembentukan ikatan = membebaskan energi Jenis-Jenis Kalor Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi kinetik ditimbulkan karena atom–atom dan molekul-­molekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi H. Sedangkan kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Kalor Pembentukan Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol senyawa dariunsur-unsurnya pada suhu dan tekanan standar 25 oC, 1 atm . Entalpinya bisadilepaskan maupun diserap. Satuannya adalah kJ / mol. Bentuk standar dari suatu unsur adalah bentuk yang paling stabil dari unsur itu pada keadaan standar 298 K, 1 atm . Jika perubahan entalpi pembentukan tidak diukur pada keadaan standar maka dinotasikan dengan DHf. Catatan o DHf unsur bebas = nol o Dalam entalpi pembentukan, jumlah zat yang dihasilkan adalah 1 mol. o Dibentuk dari unsur-unsurnya dalam bentuk standar. Kalor Penguraian Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHd. Satuannya = kJ / mol. Perubahan entalpi penguraian standar merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, maka nilainya pun akan berlawanan tanda. Menurut Marquis de Laplace, “ jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan senyawa dari unsur-unsur penyusunnya = jumlah kalor yang diperlukan pada penguraian senyawa tersebut menjadi unsur-unsur penyusunnya. “ Pernyataan ini disebut Hukum Laplace. Kalor Pembakaran Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHc. Satuannya = kJ / mol. Kalor Netralisasi Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penetralan 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh asam pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHn. Satuannya = kJ / mol. Kalor Penguapan Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHvap. Satuannya = kJ / mol. Kalor Peleburan Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi pada pencairan / peleburan 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase cair pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHfus. Satuannya = kJ / mol. Kalor Sublimasi Standar Adalah entalpi yang terjadi pada sublimasi 1 mol zat dalam fase padat menjadi zat dalam fase gas pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsub. Satuannya = kJ / mol. Pelarutan Standar Adalah nama lain dari entalpi yang terjadi ketika 1 mol zat melarut dalam suatu pelarut umumnya air pada keadaan standar. Jika pengukuran tidak dilakukan pada keadaan standar, maka dinotasikan dengan DHsol. Satuannya = kJ / mol. Kesimpulan Singkatnya, materi pembelajaran pada termokimia ini merupakan materi dasar yang wajib untuk dipelajari dan dipahami secara mendalam. Materi yang secara umum mencakup termodinamika I, kalor reaksi, kerja, entalpi, kalorimeter, hukum Hess, penentuan DH reaksi, energi ikatan, dan jenis-jenis kalor merupakan materi-materi dasar dalam pelajaran kimia yang berguna untuk mempelajari materi selanjutnya yang tentu saja lebih rumit. Dalam makalah ini materi duraikan secara singkat agar para pembaca lebih mudah memahaminya. Berdasarkan pembahasan yang tinjauan pustaka yang kami susun dalam makalah ini, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Berdasarkan perubahan entalpinya, reaksi kimia dibedakan menjadi dua yaitu, Reaksi Eksoterm dan, Reaksi Endoterm Sistem merupakan Pusat fokus perhatian yang diamati dalam suatu merupakan hal-hal diluar sistem yang membatasi sistem dan dapat mempengaruhi sistem. Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, Sistem dibedakan menjadi 3 macam Sistem Terbuka Sistem Tertutup Sistem terisolasi Dalam persamaan termokimia, nilai DH yang dituliskan di persamaan termokimia, disesuaikan dengan stoikiometri reaksinya, artinya = jumlah mol zat yang terlibat dalam reaksi kimia = koefisien reaksinya; fase reaktan maupun produk reaksinya harus dituliskan. Ada beberapa jenis dalam menentukan Harga Perubahan Entalpi H , yaitu Penentuan H Reaksi Berdasarkan Data Perubahan Entalpi Penentuan H Reaksi dengan Hukum Hess Penentuan kalor reaksi secara kalorimetris Itulah ulasan lengkapnya Semoga apa yang ditulis diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan Terima Kasih. Baca juga referensi artikel terkait lainnya disini Pengertian Dan Ciri-Ciri Zat Padat, Zat Gas, Dan Zat Cair Beserta Perubahan Zat Dan Contohnya Lengkap Pengertian, Ciri, Dan Sifat Asam, Basa, Dan Garam Beserta Contohnya Lengkap. Pengertian, Ciri Dan Macam-Macam Reaksi Kimia Beserta Contohnya Lengkap Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari - Laju reaksi adalah laju berkurangnya kosentrasi pereaksi atau laju bertambahnya konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Secara sederhana, laju reaksi diartikan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi reaktan atau reaksi produk persatuan waktu. Fenomena laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari dapat berlangsung secara cepat, sedang, lambat bahkan sangat lambat. Cepat lambatnya proses laju reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti dijelaskan dalam Modul Pembelajaran Kimia. 1. Konsentrasi Jika konsentrasi pereaksi diperbesar maka laju reaksinya juga akan menjadi semakin cepat. Hal ini terjadi sebab, zat dengan konsentrasi tinggi mengandung jumlah partikel lebih banyak dan rapat. Sehingga partikel satu dengan lainnya akan sering mengalami tumbukan yang mengakibatkan terjadinya reaksi kimia. 2. Suhu Reaksi kimia akan berlangsung lebih cepat pada suhu yang tinggi, sedangkan jika suhunya rendah maka reaksi kimia akn lebih lambat. Sebab, ketika suhu meningkat maka energi kinetik partikel juga semakin besar, hal ini menyebabkan gerak partikel bertambah besar. Sehingga memungkinkan terjadinya tumbukan efektif antarpartikel. Contohnya, daging sapi akan lebih awet jika disimpan di dalam lemari es freezer daripada dibiarkan pada suhu ruang dan kopi instan akan lebih mudah larut apabila diseduh dengan air panas daripada air dingin. 3. Luas Permukaan Apabila ada reaksi yang berlangsung lebih dari satu fasa, maka tumbukan antarpartikelnya terjadi di permukaan zat. Jika permukaan zat diperbanyak dengan cara memperkecil ukuran partikel, maka laju reaksi yang dihasilkan jauh lebih cepat. Dapat disimpulkan bahwa, semakin luas permukaan zat pereaksi maka frekuensi tumbukan semakin sering terjadi, sehingga laju reaksinya juga akan berlangsung lebih cepat. Contohnya, serbuk gula akan lebih cepat larut dalam air daripada bongkahan gula. Katalis atau katalistor adalah zat yang ditambahkan untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi tanpa mengalami perubahan hingga akhir proses. Contoh, dekomposisi amoniak dan alkohol menggunakan logam platinum serta konversi pati menjadi gula glukosa dengan asam atau enzim. Infografik SC Konsep Laju Reaksi. Rumus Persamaan Laju ReaksiMenurut Modul terbitan Kemendikbud, konsep laju reaksi kimia untuk persamaan reaksi A → B dirumuskan menjadi rA= - [A]/t atau rB= + [B]/t dimana rA = laju reaksi berkurangnya zat A atau reaktan mol/L/srB = laju reaksi bertambahnya zat B atau produk mol/L/st = perubahan waktu Selain itu, laju reaksi dalam suatu sistem homogen pada suhu tertentu ternyata juga berbanding lurus dengan kosentrasi reaktan dan tetapan laju k, sehingga hukum laju reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut X → ProdukV = k. X Untuk reaksi yang menggunakan lebih dari satu pereaksi, maka hukum lajunya dituliskan xA + yB → Produk V = k [A]x [B]y dimana V = Hukum laju, yakni fungsi semua pereaksi yang menentukan laju reaksi k = Tetapan reaksi yang dipengaruhi suhu dan katalis [A] = konsentrasi zat A[B] = konsentrasi zat Bx = orde reaksi zat Ay = orde reaksi zat Bx + y = Orde reaksi total Orde ReaksiOrde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi tidak dapat ditentukan hanya dari persamaan reaksi, tetapi dapat juga ditentukan menggunakan beberapa cara, seperti 1. Jika tahap-tahap reaksi elementer diketahui, maka orde reaksi sama dengan koefisien reaksi tahap paling lambat 2. Jika tidak diketahui tahap-tahap elementernya, maka orde reaksi ditentukan melalui eksperimen. Contoh persamaan laju reaksi berdasarkan hasil eksperimen adalah • Reaksi kimia H2q + I2q → 2HIq Hasil eksperimen orde reaksi H2 1, orde reaksi I2 1 Persamaan laju reaksi V = k [H2] [I2] • Reaksi kimia NO2g + COg → CO2g + NOg Hasil eksperimen orde reaksi NO2 2, orde reaksiCO 0 Persamaan laju reaksi V = k [NO2]2 Berikut ini beberapa orde reaksi yang umum terdapat pada persamaan reaksi a. Reaksi Orde Nol, jika laju reaksinya tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. b. Reaksi Orde Satu, apabila besar laju reaksinya berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. c. Reaksi Orde Dua, jika konsentrasi pereaksi dinaikkan 2 kali semula, maka laju reaksinya akan meningkat sebesar 22 atau 4 kali semula. Dan apabila dinaikkan 3 kali semula, maka laju reaksinya menjadi 32 atau 9 kali semula. Contoh Soal Laju Reaksi1. Laju reaksi A + B → AB dapat dinyatakan sebagai... a. Penambahan konsentrasi AB tiap satuan waktub. Penambahan konsentrasi A dan B tiap satuan waktuc. Penambahan konsentrasi A, B dan AB tiap satuan waktud. Pengurangan konsentrasi AB tiap satuan waktue. Pengurangan konsentrasi A, B dan AB tiap satuan waktuJawaban Laju reaksi diartikan sebagai laju bertambahnya kosentrasi produk atau berkurangnya kosentrasi reaktan tiap satuan waktu. Pada reaksi A + B → AB tersebut, dapat diketahui bahwa dengan bertambahnya waktu reaksi, jumlah partikel A dan B semakin berkurang, sedangkan jumlah partikel AB justru bertambah. Maka jawaban yang benar adalah a Penambahan konsentrasi AB tiap satuan waktu. 2. Tentukan laju reaksi pereaksi dan produk jika dalam suatu percobaan gas ozon O3 bereaksi dengan gas etena C2H4 menurut reaksiC2H4 g + O3 g → C2H4O g + O2 g Jawaban Laju reaksi pereaksi,V C2H4 = - [𝐶2𝐻4]/𝑡 atau V O3 = - [𝑂3]/𝑡Laju reaksi produk,V C2H4O = + [𝐶2𝐻4𝑂]/𝑡 atau V O2 = + [𝑂2]/𝑡 3. Reaksi 2 NO g + 2H2g → N2g + 2H2O gMempunyai data percobaan sebagai berikut [NO], Molar [H2], Molar Laju Reaksi, M/ detik0,30 0,05 1,6 x 10-20,30 0,15 4,8 x 10-20,10 0,25 5,0 x 10-30,20 0,25 2,0 x 10-2 Tentukan orde reaksi dan hukum lajunya! Penyelesaian Dari persamaan reaksi kita dapat memperoleh rumus persamaan lajureaksinya adalah v = k [NO]x [H2]y Pada [NO] tetap, maka dapat diperoleh orde reaksi pereaksi H2, yaitu V2/V1 = k [NO]2x [H2]2y / k [NO]1x [H2]1yV1 4,8 10-2/ 1,6 10-2= k 0,30x 0,15y/ k 0,30x 0,05y3 = 3y y=1 Jadi orde reaksi terhadap H2 adalah 1 Pada [H2] tetap, maka dapat diperoleh orde reaksi pereaksi NO, yaitu V4/V3 = k [NO]4x [H2]4y/ k [NO]3x [H2]3y 2,0 10-2/ 5,0 10-3 = k 0,20x 0,25y/ k 0,10x 0,25y 4 = 2xx=2Jadi orde reaksi terhadap NO adalah 2 Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh orde reaksi adalah x+y=2+1=3Sehingga hukum laju reaksinya adalahv = k [NO]x [H2]yv = k [NO]2 [H2] Baca juga Rangkuman Fisika GLB-GLBB Gerak Lurus Kecepatan-Percepatan Konstan Rangkuman Fisika Kecepatan dan Kelajuan Perbedaan, Arti, dan Rumus - Pendidikan Kontributor Dewi RukminiPenulis Dewi RukminiEditor Yandri Daniel Damaledo Perubahan entalpi yang terjadi dalam suatu reaksi dapat digambarkan dalam sebuah diagram perubahan entalpi reaksi diagram tingkat energi. Hukum Hess menerangkan bagaimana hubungan perubahan entalpi ΔH pada reaksi yang dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih. Hukum Hess menerangkan bahwa fungsi keadaan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir dari pereaksi reaktan dan hasil reaksi produk. Sedangkan jalannya perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi yang dapat digambarkan dalam diagram perubahan entalpi reaksi tidak memengaruhi besar perubahan entalpi. Misalnya pada suatu reaksi yang mengubah pereaksi A menjadi produk C dengan perubahan entalpi ΔH1. Di mana reaksi A → C dapat berlangsung dalam 2 tahap yaitu A → B dan B → C. Perubahan entalpi untuk reaksi A→B adalah ΔH2 dan perubahan entalpi untuk reaksi B→C adalah ΔH3. Menurut percobaan yang dilakukan Germain Hess diperoleh hubungan ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 yang sesuai dengan bentuk diagram perubahan entalpi reaksi berikut. Baca Juga Hukum Gay Lussac Hukum Perbandingan Volume Bagaimana bunyi Hukum Hess? Bagaimana penerapan Hukum Hess untuk menghitung ΔH dari diagram perubahan entalpi reaksi? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Table of ContentsBunyi Hukum HessContoh Penggunaan Hukum Hess Diagram Perubahan Entalpi ReaksiContoh Soal dan PembahasanContoh 1 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum HessContoh 2 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Bunyi Hukum Hess Germain Henry Hess adalah seorang ahli kimia Jerman. Melalui sebuah percobaan, Hess menyimpulkan sebuah pernyataan yang disebut Hukum Hess. Percobaan yang dilakukan Hess melalui manipulasi persamaan termokimia untuk menghitung perubahan entalpi ΔH. Hukum Hess Perubahan entalpi standar suatu reaksi kimia hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir reaksi, tidak tergantung dari jalan untuk mencapai keadaan akhir. Dengan Hukum Hess, perubahan entalpi suatu reaksi mungkin untuk dihitung dari perubahan entalpi reaksi lain yang nilainya sudah diketahui. Dalam penerapannya, ada beberapa prinsip yang peru diperhatikan untuk menentukan nilai perubahan entalpi. Beberapa prinsip perhitungan persamaan termokimia menurut Hukum Hess meliputi poin-poin berikut. Jika suatu persamaan reaksi harus dibalik maka tanda ΔH juga dibalik. ContohReaksi H2 g + O2 g → H2O l ΔH = –187,8 kJReaksi yang dibalik H2O l → H2 g + O2 g ΔH = +187,8 kJ Jika pada penjumlahan reaksi terdapat zat yang muncul pada kedua persamaan dengan fase zat yang sama maka zat tersebut dapat dihilangkan. Contoh Jika ada perkalian koefisien pada suatu reaksi maka nilai perubahan AH juga dikalikan dengan bilangan yang Rekasi KCl s + H2O l → HCl g + KOH s ΔH = +203,6 kJReaksi dengan perkalian koefisien 2KCl s + 2H2O l → 2HCl g + 2KOH s ΔH = +407,2 kJ Baca Juga Persamaan Laju Reaksi dan Cara Menentukan Nilai Orde Reaksi Contoh Penggunaan Hukum Hess Diketahui perubahan entalpi untuk dua persamaan termokimia berikut.1 C s + O2 g → CO2 g ΔH = –393,5 kJ2 CO g + 1/2O2 g → CO2 g ΔH = –283,0 kJ Soal Tentukan perubahan entalpi untuk reaksi C s + 1/2Os g → CO g! Penyelesaian Soal perubahan entalpi seperti di atas dapat diselesaikan melalui dua langkah berikut. Langkah 1 susun persamaan reaksi sehingga akan menghasilkan persamaan zat-zat pereaksi di sebelah kiri dan zat-zat produk di sebelah kanan. Pada reaksi yang akan ditentukan gas CO berada di ruas kanan sedangkan pada reaksi 2 persamaan reaksi diketahui untuk gas CO berada di ruas kiri. Sehingga, susunan reaksi 2 perlu dibalik begitu juga tanda ΔH juga perlu dibalik. 1 C s + O2 g → CO2 g ΔH = –393,5 kJ3 CO2 g → CO g + 1/2O2 g ΔH = +283,0 kJ Langkah 2 menggabungkan reaksi dan menjumlahkan perubahan persamaan reaksi 1 dan 3 kemudian dapat diperoleh reaksi C s + 1/2Os g → CO g dengan ΔH = –110,5 kJ. Baca Juga Rumus Kadar Zat/Unsur dalam Suatu Senyawa/Larutan Diagram perubahan entalpi reaksi atau yang sering juga disebut dengan diagram tingkat energi menunjukkan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia. Pada diagram perubahan entalpi reaksi umumnya terdapat keterangan pereaksi, produk, dan bersar perubahan entalpi. Antara pereaksi dan produk dihubungkan oleh sebuah anak panah dan disertai keterangan nilai perubahan entalpi. Letak pereaksi pada diagram tingkat energi berada di pangkah anak panah. Sedangkan hasil reaksi produk berada di ujung arah anak panah. Arah anak panah pada reaksi eksoterm menuju ke bawah ΔH < 0, sedangkan pada arah anak panah pada reaksi endoterm menuju ke atas ΔH < 0. Dalam diagram tingkat energi dapat memuat persamaan reaksi untuk dua tahap atau lebih. Misalnya pada pembakaran metana CH4 untuk menghasilkan gas H2O dan kemudian pengembunan gas H2O untuk keadaan cair. Perubahan entalpi untuk reaksi CH4 g + 2O2 g → CO2 g + 2H2O l adalah ΔH1 = –980 kJ. Tahapan reaksi dapat terjadi dengan CH4 g + 2O2 g → CO2 g + 2H2O g dengan ΔH2 = –802 kJ, kemudian reaksi CO2 g + 2H2O g – CO2 g + 2H2O l dengan ΔH3 = –88 kJ. Perhatikan nilai perubahan entalpi pada diagram tingkat energi yang diberikan di atas. Bahwa nilai ΔH1 = ΔH2 + ΔH3 di mana kondisi ini sesuai dengan pernyataan dalam Hukum Hess. Baca Juga Senyawa Hidrokarbon Alkana, Alkena, dan Alkuna Contoh Soal dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idshcool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih! Contoh 1 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Perhatikan diagram entalpi reaksi berikut! Besarnya perubahan entalpi ΔH1 adalah ….A. +789,6 kJB. +347,6 kJC. +173,8 kJD. –394,8 kJE. –789,6 kJ Pembahasan Dari diagram perubahan entalpi reaksi yang diberikan dapat diperoleh beberapa informasi seperti beikut. 1 C s + 2O2 g → 2 CO2 g ΔH12 2 C s + 2O2 g → 2 CO g + O2 g ΔH2 = –221 kJ 3 CO g + O2 g → 2 CO2 g ΔH3 = –568,6 kJ Berdasarkan Hukum Hess di mana perubahan entalpi suatu rekasi hanya bergantung keadaan awal dan akhir. Atau dapat disimpulkan bahwa . Sehingga, persamaan perubahan entalpi yang sesuai dengan grafik energi yang diberikan adalah ΔH1 = ΔH2 + ΔH3. ΔH1 = ΔH2 + ΔH3ΔH1 = –221 kJ + –568,6 kJ= –221 kJ – 568,6 kJ = –789 kJ Jadi, besarnya perubahan entalpi ΔH1 adalah –789,6 kJ. Jawaban E Contoh 2 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Sebuah pabrik membutuhkan SO3 untuk membuat asam sulfat. Pada rentang waktu tertentu, pabrik membakar batubara yang menghasilkan 12,8 gram SO2. Kalor yang dihasilkan dari oksidasi SO2 menjadi SO3 pada rentang waktu tersebut sebesar …. Ar S = 32; O = 16A. 99 kJB. 49,5 kJC. 26,4 kJD. 24,75 kJE. 19,8 kJ Pembahasan Perubahan entalpi pada reaksi yang berjalan 2 tahap atau lebih sama dengan jumlah perubahan entalpi dari setiap tahapannya Hukum Hess. Sehingga, dari diagram perubahan entalpi reaksi yang diberikan dapat diperoleh persamaan yaitu ΔH = ΔH1 + ΔH2. ΔH = ΔH1 + ΔH2ΔH2 = ΔH – ΔH1 ΔH2 = –396 kJ + –297 kJΔH2 = –396 kJ – 297 kJ ΔH2 = –99 kJ Diperoleh perubahan entalpi ΔH2 = –99 kJ, tanda negatif di depan bilangan menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi melepaskan kalor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalor yang dilepaskan pada reaksi SO2 g + 1/2 O2 g → SO3 g adalah 99 kJ untuk 1 mol SO2. Untuk menghitung kalor yang dilepaskan pada pembakaran batubara yang menghasilkan 12,8 gram SO2 perlu dihitung mol SO2 terlebih dahulu. Perhitungan untuk mendapatkan mol SO2 diberikan seperti cara berikut. Diperoleh jumlah mol untuk 12,8 gram SO2 adalah 0,2 mol. Diketahui bahwa perubahan entalpi yang dilepaskan untuk 1 mol SO2 adalah 99 kJ. Sehingga, perubahan entalpi atau kalor yang dilepaskan untuk 12,8 gram SO2 dapat diperoleh seperti perhitungan di bawah. Jadi, kalor yang dihasilkan dari oksidasi SO2 menjadi SO3 pada rentang waktu tersebut sebesar 19,8 kJ. Jawaban E Demikianlah tadi ulasan Hukum Hess pada cara menghitung ΔH dari diagram perubahan entalpi reaksi. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga Reaksi Redoks Reaksi Reduksi dan Oksidasi

berdasarkan diagram reaksi tersebut termasuk reaksi